Selasa, 24 Juli 2012

RAGAM HIAS NUSANTARA


Sumatera
1. Batik Aceh
Batik Aceh mengeluarkan warna-warna yang cenderung berani, merah, hijau, kuning, merah muda.  Biasanya motif batik Aceh yang tertera pada kain melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif pintu misalnya, menunjukkan ukuran tingi pintu yang rendah. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat, motif ini mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Motif bunga jeumpa-bunga kantil, diambil karena banyak terdapat di aceh. Kuatnya pengaruh islam juga turut mewarnai motif-motif batik diantaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.
2. Batik Bengkulu : Kain Besurek, Batik Kanganga (Batik Rejang Lebong).
Kain Besurek memiliki motif khas yang bernuansa kaligrafi Jambi dan Cirebon. Adopsi ini akhirnya membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik Kanganga memiliki motif khas yaitu berupa huruf asli Rejang. Motif kain besurek yang bertuliskan huruf arab yang dapat dibaca, kain ini sangat sakral, terutama pada pemakaian kain upacara adat pengantin dan untuk menutupi mayat. Kain jenis ini biasanya berbentuk kerudung wanita calon pengantin yang digunakan untuk upacara ziarah ke makan para leluhur. Kain jenis ini tidak boleh dipergunakan secara sembarangan.

 

3. Batik Jambi : Batik Kerinci (daerah Barat Jambi).
Kain dasar batik Jambi diberi pewarna alami dari tanaman dan buah-buahan seperti getah kayu dan saga. Warna khas : merah, kuning, biru, hitam. Motif batik Jambi pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motifnya satu-satu atau biasa disebut ceplokan. Motif batik Jambi yang sangat terkenal adalah motif kapal sanggat, kuau berhias, durian pecah, merak ngeram, tampok manggis. 


4. Batik Padang.
Warna batik Padang kebanyakan hitam, kuning, merah, ungu. Polanya Banyumasan, Indramayuan, Solo, Yogya. 
5. Batik Riau,
Di Riau ada batik Batik Selerang  yang sayangnya kabarnya sudah menghilang dan Batik Tabir. Batik Tabir warnanya lebih terang dan cerah seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motif batik Riau adalah bunga bintang, sosou, cempaka, kenduduk


Itu sekilas tentang batik di Sumatera. Bagaimana di Jawa? Ups, jangan ditanya lagi. Katanya, batik terlahir di tanah Jawa. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi perempuan.
Kita mulai dari Jawa bagian Barat dulu yuk!
Di Jawa Barat ada batik Pasundan, batik Banyumas, batik Ciamis, batik Cirebon, batik Garut, batik Indramayu, batik Sumedang, batik Tasikmalaya.
Jawa Barat
1. Batik Banyumas
Batik Banyumas biasa sering disebut dengan batik Banyumasan. Warna  khas batik Banyumasan yaitu coklat gelap. Batik Banyumasan juga dominan dengan warna hitam dan kuning keemasan Typical batik Banyumasan terinspirasi dari gaya batik Yogya, Solo dan Lasem. Kain batik Banyumasan yang asli dicap bolak-balik.


2. Batik Ciamis
Sedangkan untuk motif Batik Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan.
3. Batik Cirebon
Di Cirebon terdapat Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi. Warna kain secara garis besar cerah dan ceria, merah, pink, biru langit, hijau pupus. Warna batik tradisional terpusat pada tiga warna yaitu krem, hitam, dan cokelat.  Batik Keratonan biasanya berwarna coklat soga atau keemasan.


Batik Pesisir dipengaruhi oleh budaya Cina. Motifnya lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter. Motifnya banyak ditandai dengan gambar flora dan fauna seperti binatang laut dan darat, ikan, pepohonan, daun daunan. Batik Pesisiran : Batik bethetan Kedung Wuni Pekalongan, Motif Sarung Cirebonan, Bethetan Demak. 
  
Batik keraton dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Motifnya cenderung berupa batu-batuan (wadas), kereta singa barong, naga seba, taman arum dan anyam alas. Batik Keratonan : Motif Ganggang .
Dua motif Cirebon yang terkenal adalah Corak Singa Wadas dan Mega Mendung.    Motif Singa Wadas adalah corak resmi kesultanan Cirebon (Kasepuhan) yang memperlihatkan bentuk Singa Barong dari keraton Kasepuhan. Motif ini kental dengan warna coklat, hitam dan krem. 


Motif Mega Mendung yang tidak ditemui di daerah lain, yaitu motif berbentuk awan yang bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama. Motif ini mendapat pengaruh dari keraton-keraton di Cirebon.  Motif ini kaya akan warna merah, biru, violet, dan keemasan.
3. Batik Garut atau Garutan
Warna cerah dan penuh pada sisi lainnya, menjadi ciri khas batik Garutan. Didominasi warna dasar krem atau gading (gadingan), biru, dan soga agak merah. Adanya warna ungu pada corak / desain batik garutan.
Motif batik Garutan adalah Limar, Merak Ngibing yang menggambarkan sepasang burung merak sedang menari. Kemudian ada corak bulu ayam yang memperlihatkan ekor ayam yang panjang dan dilengkung setengah lingkaran. Selain itu, ada juga lereng adumanis, lereng suuk, lereng calung, lereng daun, cupat manggu, bilik, sapu jagat, lereng peteuy dan lainnya. Motif-motif yang dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya. Bentuk-bentuk lain dari motif batik Garut adalah flora dan fauna. Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat.


4. Batik Indramayu : Batik Dermayon , Batik Paoman
Awalnya Batik Paoman hanya memiliki dua warna, yakni warna kain dan warna motif. Warna motif pun masih tradisional, seperti biru tua atau coklat tua. Kini warna-warna pada Batik Paoman lebih beragam.
Ciri yang menonjol dari Batik Indramayu adalah ragam flora dan fauna diungkap secara datar, dengan banyak lengkung dan gari-garis yang meruncing (riritan), latar putih dan warna gelap dan banyak titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, serta bentuk isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif wadasan, iwak ketong, parang rusak.  


Motif-motif batik di Indramayu, banyak mendapat pengaruh besar dari gambar atau kaligrafi dari kawasan Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah/Jawa Timur. Mayoritas motif batik yang digunakan pada Batik Indramayu menggambarkan kegiatan nelayan di tengah laut.  
Beberapa motif batik yang mencirikan motif Batik Pesisir khas Indramayu di antaranya adalah Etong (ikan, udang, cumi, kepiting, dll), Kapal Kandas, Ganggeng (ganggang laut), Kembang Gunda (tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), dan Loksan.  Motif batik khas Indramayu juga ada yang menggambarkan kegiatan sehari-hari seperti Motif Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana, dan Motif Jati Rombeng.   
Ragam hias geometris pada Batik Indramayu, antara lain: banji, kembang kapas, sijuring, pintu raja, obar-abir dan kawung.
5. Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan
Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama pada latar vertikal, horisontal atau polos, dan menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif tersebut.
6. Batik Tasikmalaya : Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas tasikmalaya)
Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga.  Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat.


Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung, selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Cala-culu, Pisang-bali, Sapujagat, Awi Ngarambat.
Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.
Oh iyah, di Banten juga ada batiknya sendiri. Hampir saja saya terlupakan untuk menjelaskannya.
7. Batik Banten
Motif khas Banten yaitu motif datulaya, dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam figura sulur-sulur daun dengan warna dasar biru, variasi motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu pada dasar kain warna kuning.  Sebenarnya ada 75 ragam hias batik Banten tang berbentuk tumpal dan belah ketupat, namun sekarang hanya 12 motif yang diproduksi yaitu : datulaya, pamaranggen, pasulaman, kapurban, pancaniti, mandalikan, pasepen, surasowan, kawangsan, srimanganti, sabakingking, dan pejantren.


Datulaya berasal dari kata  Datu dan Laya. Datu berarti pangeran dan Laya adalah tempat tinggal
Yuuk kita pindah ke Jawa Tengah, jangan bosan yah untuk terus menyimak. Di Jawa Tengah ada batik Brebes atau dikenal dengan nama batik salem, batik Karanganyar, batik Klaten, batik Lamongan, batik Lasem, batik Pekalongan, batik Purworejo, batik Semarang, batik Solo, batik Sragen dan batik Tegal.
JawaTengah
1. Batik Karanganyar.
Sejarah dan pengembangannya batik di Kabupaten Karanganyar mengalami perkembangan yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.


2. Batik Lasem : Batik Tiga Negeri
Warna dasar kain beige, kuning. Dengn kombinasi warna corak merah, biru, kuning, hijau. Corak atau motifnya flora, fauna, naga


3. Batik Pekalongan
Warna kain beragam dan cerah, merah, kuning, hijau, biru, merah muda, dll.  Warna Batik Pekalongan yg pertama kali muncul adalah warna merah bata dan coklat. Motif batik Pekalongan kuno adalah motif yang dipakai saat pertama kali batik Pekalongan muncul. Motif ini biasanya berbentuk tentara Belanda atau orang Belanda dengan segala atributnya, atau bahkan berbentuk motif tank tentara. Motif Pekalongan sekarang lebih cenderung ke motif bunga atau biasa masayarakat menyebutkan motif buketan.


4. Batik Semarangan
Didominasi warna coklat dan hitam, kuning dan hijau dengan motif sarung kepala pasung
5. Batik Solo : Batik Saudagaran
Didominasi warna soga (coklat) dan biru tua.
Motif batik Solo adalah sidomukti, sidoluruh, lereng.  Motif batik Kebumen adalah pohon-pohon, burung-burungan. Motif-motif yang dilarang dibuat atau motif larangan adalah : motif Parang Barong, Parang Rusak dan Udan Liris.
Desain batik saudagaran terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warnanya.  Batik saudagaran muncul di daerah Surakarta dan Yogyakarta.



6. Batik Tegal : Batik Tegalan
Warna dasar kain hitam dan putih. Batik tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni.
Corak gambar atau rengrengan besar dan melebar. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Motif lainnya seperti kuku macan, tapak kebo, beras mawur, ukel, batu pecah, kotakan, cecek awe, tambangan, grandilan, sawo rembet, buntoro, karung jenggot, kopi pecah, corak daun teh, poci, cempaka putih, benang pedhot, mayang jambe.


7. Batik Yogyakarta : Batik Tha Thit (Gunung Kidul), Batik Geringsing (Dusun Pijenan), Batik Bantulan (Bantul)
Warna dasar kain putih, motif kain didominasi warna coklat tua,dan hitam. Sedangkan Batik Tulis Giriloyo kainnya berwarna dasar hitam.
Ada 400 motif batik khas Yogyakarta.  
Motif batik klasik Yogya yaitu motif parang, motif geometri, motif banji, motif tumbuhan menjalar, motif tumbuhan air, motif bunga, motif satwa dalam alam kehidupan, babon angrem, mendut, wahyu tumurun, pisang bali, dll.   
Motif yang biasa dipergunakan :seperti sido asih, keongan, ciptoning, keleng alus, sidomulyo, mukti, sidomukti.  Motif yang dilarang dibuat atau batik larangannya adalah : motif semen seperti semen ageng dan ragam hias peksi huk


Jawa timur
1. Batik Banyuwangi : Batik Gajah Uling
Dasar kain berwarna putih dengan motif gajah uling. Gajah uling dari kata gajah dan uling yaitu sejenis ular yang hidup di air, semacam belut. Ciri itu berbentuk seperti tanda tanya yang secara filosofis merupakan bentuk belalai gajah dan sekaligus bentuk uling. Motif lain yang terdapat pada kain batik Banyuwangi yaitu kupu - kupu, suluran (sejenis tumbuhan laut), manggar (buah pinang/bunga kelapa)
2. Batik Madura : Batik Tanjungbumi, Batik Genthong, Batik Tulis Kristal
Warna yang digunakan kebanyakan diambil dari alam. Untuk warna merah hati diambil dari tanaman kaktus, hijau tua dari pohon mondo, serta warna hitam yang merupakan campuran dari warna merah, hijau dan merah.


Batik Madura mengandalkan corak bunga yang unik dengan daun-daunan.  Di daerah ini terdapat beberapa motif batik tertua yakni ramok, tasikmalaya, sebar jagab, rumput laut, okel dan panji lintrik.
3. Batik Mojokerto : Batik Kalangbret 
Dasarnya berwarna putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Batik Majan dan Simo, warna babarannya merah menyala


 4. Batik Pacitan: Batik Parikesit
Batik tulis khas Pacitan tergolong jenis klasik seperti motif sidomulyo, sekar jagat, semen romodan kembang-kembang.


5. Batik Ponorogo : Batik Cap Mori Biru (Batik Kasar)
Yang membuat batik ponorogo terkenal adalah karena pewarnaan nilanya yang tidak luntur. Motif batik Ponorogo adalah ragam hias burung dan bunga 

6. Batik Sidorajo

Corak batik Sidoarjo mengandalkan warna kuning dan merah bata


7. Batik Tuban: Batik Gedog
Warna batik Gedog agak kegelap gelapan. Motif batik didominasi motif burung dan bunga. Motif batik Gedog yaitu panjiori, kenongo uleran, ganggeng, panji krentil, panji serong, dan panji komang. Tiga motif terakhir dahulu hanya dipakai oleh pangeran dan batik motif panji krentil berwarna nila diyakini dapat menyembuhkan penyakit.

  
8. Batik Tulungagung
Berwarna sogan (coklat) dan biru tua (wedelan).
Dengan motif Lung (tumbuhan) dan bunga dengan latar atau dasa cecek yang merupakan ciri khas Batik Tulungagung. Ragam hias batik khas daerah Tulungagung adalah motif perpaduan dari motif truntum dengan motif ceplok atau kotang. Sehingga merupakan motif baru.


Aiih, cantik-cantik bukan?
Yuk, mari kita budayakan cinta batik. Selain cantik, batik adalah peninggalan nenek moyang kita yang juga bisa dikatakan unik, antik dan juga apik. Dan tak salah kan bila saya menyebutnya Si Jarik Cantik!

Sumber data dan foto : UKM Indonesia, Wikipedia, Google

1 komentar: